Selasa, 27 Januari 2009

deep down inside

have u ever found the greatest thing that ever happens to u is u urself?
well, if not, it's time for you to bear up your mind and turn the attention to inside urself.
first thing to wake u up is that u must realize that as human deep down inside we have lots of guts and ways, and tricks in order to survive from no matter problems whether it is difficult or not that show up in a sudden. all of us must have known consciously that we cannot be fallen apart easly without paying many efforts. it's amazing knowing the fact that our brain, mind, body and soul will try and think as hard as they can in order to be stood still in the middle of harshness and worst things. you may have faced a very difficult and sharp naked problem that cannotbe born, and stood there and did nothing?! deep down inside our heart, body, soul and mind, we will react toward those matters. like it or not we will take and think in advanced toward the so many ways as hard as we can for coping the matters. so now...for those who feel that you aren't the special one, you are useless for doing everthing, don't just give up...wake up dears....the tim ehas come...go for it!!!, because no matter problems that may arise in front of u, only u urself who can possibly bear them. you are special...for everything.....

KESABARAN NABI AYUB

Pernah mendengar kisah kesabaran Nabi Ayub AS? kalo belum atau pernah tapi lupa, mungkin kisah berikut ini akan kembali mengingatkan kita akan betapa kesabaran seorang nabi yang sholeh yang dicintai oleh ALLAH SWT sangat besar sehingga kita patut menteladaninya.

Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya.
Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: "Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya." Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.
Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta."
Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan."
Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: "Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya." Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.
Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: "Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah." Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu."
Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.
Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.
Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: "Sampai kapan Allah SWT menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?"
Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: "Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?" Perempuan itu berkata: "Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?" Nabi Ayub berkata: "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Istrinya menjawab: "Delapan tahun." Ayub berkata: "Berapa lama kita mendapat penderitaan?" Istrinya menjawab: "Tujuh tahun." Ayub berkata: "Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku."
Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT dengan berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84)
Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.
Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: "Dari mana engkau mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)
Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan."? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.
Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.
Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)

Foto's

Hari itu Senin di bulan Desember 2006 pukul 06.00 meninggalkan kediaman kami di Depok menuju Bandung. Tepat jam 11 kami tiba di stasiun Bandung yang masih asing. Ini adalah pertualangan kami yang pertama tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Setelah bertanya kesana kemari akhirnya Kami memutuskan menginap disalah satu hotel di kawasan Dago atas rekomendasi salah satu teman kami. Selama 2 hari kami menginap dan mengelilingi kota Bandung (Gua Pakar, FO, dll) dan selama itu pula kami melupakan segala kepenatan, kebosanan yang telah lama hinggap. Selanjutnya kami akan melanjutkan perjalanan ke Ciwidiey, yah.. daerah yang masing asing bagi kami berdua tapi dengan tekad yang teguh kami menuju surga dunia di Bandung Selatan itu....

Winnie the Witch

serial yang ditulis oleh Valerie Thomas dan diilustrasikan oleh Korky Paul ini adalah pemenang Children’s Book Award, dan sudah terjual dua juta eksemplar dari peluncuran pertamanya pada tahun 1987. Kisah dimulai dengan Winnie yang tinggal di rumah serba hitam. Dari mulai dinding sampai seprai... semuanya hitam. Winnie hanya ditemani seekor kucing bernama Wilbur—yang juga hitam. Satu-satunya yang bisa membedakan Wilbur dari ruangan dan seluruh isinya adalah matanya yang hijau. Begitu Wilbur tidur dan kelopak matanya menutup, maka ia hilang menyatu dengan rumah. Berkali-kali Winnie menduduki Wilbur secara tak sengaja. Dan itulah awal dari segala permasalahan antara Winnie dan Wilbur.Setelah terjungkal dari tangga karena menyandung Wilbur yang sedang terlelap, Winnie lalu memutuskan untuk menggunakan sihirnya, dan… ABRAKADABRA! Wilbur berubah menjadi kucing hijau. Sekarang, di mana pun Wilbur berada, ia selalu terlihat. Termasuk saat Wilbur mencuri-curi tidur di tempat peraduan Sang Penyihir. Karena tidak mengizinkan Wilbur tidur di kasur, akhirnya Winnie meletakkan Wilbur di pekarangan rumput.Masalah baru timbul. Wilbur, yang sekarang berwarna hijau, kembali tak terlihat di tengah-tengah rumput. Bahkan saat ia membuka mata sekalipun, berhubung matanya juga hijau. Winnie, bangun dari tidurnya, lantas mencari Wilbur di pekarangan. Lagi-lagi, penyihir itu tersandung kucingnya sendiri, jumpalitan tiga kali di angkasa, dan tersuruk di tanah.Kali ini, Winnie benar-benar kesal. Disambarnyalah tongkat sihir, dan… ABRAKADABRA! Wilbur berubah menjadi… warna-warni! Kepalanya merah, kupingnya kuning, kumisnya biru, badannya hijau, empat kakinya berwarna ungu, dan ekornya... pink! Winnie sangat puas. Sekarang, di mana pun Wilbur berada, baik di rumah maupun di pekarangan, ia pasti akan terlihat.Namun, Wilbur tidak mau kembali ke rumah. Ia sangat malu dengan warna tubuhnya yang tidak karuan. Ia bahkan ditertawakan oleh binatang-binatang lain. Wilbur kabur ke puncak pohon tertinggi dan tidak mau turun-turun. Pagi sampai malam, Wilbur bertahan tidak pulang.Melihat Wilbur yang menderita, Winnie pun merasa sedih. Wilbur adalah segalanya bagi Winnie. Tapi ia malah membuat Wilbur sengsara karena kehendaknya sendiri. Winnie akhirnya beringsut ke pohon tempat Wilbur bergantung, dan dengan tongkat sihirnya ia mengubah Wilbur kembali hitam. Perlahan, kucing itu kembali turun ke tanah. Bersama Wilbur yang kembali di sisinya, Winnie menghadap rumahnya yang serba hitam, mengayun tongkat sihirnya di udara, dan… ABRAKADABRA! Rumah hitamnya berubah kuning dengan atap merah menyala, sofanya berubah putih, karpetnya menjadi hijau, tempat tidurnya biru, selimutnya pink, dan kamar mandinya putih berkilau. Dengan perubahan baru ini, Wilbur dapat terlihat dengan mudah… tanpa perlu berubah.

Buku 32 halaman itu selesai didongengkan dalam sepuluh menit. Namun kesan yang tertinggal tak terukur oleh waktu. Winnie mengingatkan saya pada kita semua. Kita, yang seringkali bersikukuh untuk mengubah seseorang, memermaknya agar sempurna di mata kita, memaksanya agar muat dan tepat dalam ruang hidup kita, memangkas atau menambalnya agar bisa pas dengan kebutuhan kita, tanpa peduli bahwa apa yang kita perbuat sesungguhnya adalah siksaan bagi yang bersangkutan. Dalam penjara logika dan mental kita masing-masing, kita berpikir bahwa mengubah seseorang adalah solusi yang realistis dan humanis. Atas nama cinta dan apa pun, kita bahkan merasa bahwa kita sedang berbuat kebaikan.Namun Winnie Sang Penyihir mengingatkan kita bahwa ada satu hal penting yang sering terlupa: diri kita sendiri. Perubahan tak pernah terjadi oleh hal lain di luar kita, meski faktor eksternal bisa jadi pemicunya. Yang mampu menggerakkan perubahan sejati hanyalah kita sendiri. Seperti halnya Winnie yang luput membenahi rumahnya dan malah sibuk mengutak-atik Wilbur tanpa sadar kalau aneka sihirnya malah membuat Wilbur terdera karena menjadi sesuatu yang bukan dirinya, kita pun acap kali terlena dalam ekspektasi serta upaya untuk mengubah orang lain, dan malah lupa dengan pembenahan yang paling penting dan realistis yakni, sekali lagi, diri kita sendiri. Dan ini adalah masalah yang amat sering kita alami. Dari waktu ke waktu.Impian saya tertinggi adalah menulis buku anak-anak. Dan saya bahagia berhasil menemukan contoh yang luar biasa dari serial “Winnie The Witch”. Pesan yang begitu dalam dan bijaksana berhasil dikemas dengan indah dalam dongeng beralur sederhana dan gambar jenaka. Bukan cuma anak-anak. Kita yang dewasa pun dapat sejenak berkhayal menjadi Winnie, mengarahkan tongkat sihir ke diri kita, dan marilah kita utak-atik segala sesuatu yang perlu dibenahi, sebelum ada Wilbur lain yang terpaksa berubah jadi pelangi.

selain itu, cerita ini juga mengingatkan saya kepada sebuah pepatah yang pernah diberikan kepada teman saya mba tyas "jika kita sulit merubah lingkungan maka ubah kita atau cara pandang kita sehingga tetap positif dalam bersikap".

dalam pepatah dan cerita winnie ini saya kembali disadarkan pada kenyataan hidup bahwa kita sendirilah yang harus melakukan adaptasi dan perubahan agar dapat diterima dimanapun kita berada. kita tidak boleh menjadi manusia egois dan mementingkan diri sendiri untuk dapat diterima dalam lingkungan di sekitar kita.

marilah kita ubah cara pandang kita yang selama ini hanya cenderung mempersalahkan orang lain untuk dapat menerima kita, dengan cara kitalah yang harus berubah agar dapat beradaptasi dan diterima oleh masyarakat di sekeliling kita.

Gaji Orang Indonesia

Tidak biasanya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ir Tifatul Sembiring tidak mengucapkan pantun saat memberikan kata sambutan pada seminar politik yang dihadiri oleh Prof James Fox dari Australian National University dan Jakob Utama, tokoh pers, di Jakarta, Senin.Tifatul justru menyampaikan sebuah lelucon yang menggambarkan potret masyarakat Indonesia, yang sampai kini masih menjadi permasalahan bangsa.Lelucon itu menceritakan dua orang yang sedang berdialog. Satu orang Eropa dan satunya, sudah tentu orang Indonesia.Orang Indonesia bertanya pada orang Eropa, berapa gajimu dan untuk apa saja uang sejumlah itu?Orang Eropa menjawab, "Gaji saya 3.000 Euro, 1.000 euro untuk tempat tinggal, 1.000 Euro untuk makan, 500 Euro untuk hiburan."Lalu sisa 500 Euro untuk apa? tanya orang Indonesia. Orang Eropa menjawab secara ketus, "Oh ... itu urusan saya, Anda tidak berhak bertanya!"Kemudian orang Eropa berbalik bertanya. Kalau anda bagaimana?"Gaji saya Rp950 ribu, Rp450 ribu untuk tempat tinggal, Rp350 ribu untuk makan, Rp250 ribu untuk transport, Rp200 ribu untuk sekolah anak, Rp200 ribu untuk bayar cicilan pinjaman, ... Rp100 ribu untuk....".Penjelasan orang Indonesia terhenti karena orang Eropa menyetop penjelasan itu dan langsung bertanya."Uang itu jumlahnya sudah melampui gaji anda. Sisanya dari mana?" kata orang Eropa itu keheranan.Kemudian, orang Indonesia itu menjawab dengan enteng," begini Mister, tentang uang yang kurang, itu urusan saya, anda tidak berhak bertanya-tanya,"Spontan hadirin tertawa, termasuk Prof James Fox yang tertawa hinggaterpingkal-pingkal.(*)

cerita ini merupakan ironi yng terjadi pada diri hampir kebanyakan orang Indonesia, termasuk saya. bayangkan saja dengan hanya gaji yang tidak sampai 5.000.000 rupiah saya dan suami harus membayar cicilan rumah, dan barang lain yang jika ditotal hampir menyamai 500o.000. lantas bagaimana dengan biaya hidup harian? jangan ditanya. karena kami berdua pun bingung bagaimana sampai saat ini bisa membiayai segala kebutuhan pokok sehari-hari kami walaupun terkadang tutup lubang gali lubang.
seiring dengan turunnya harga BBM, kami dan tentunya seluruh masyarakat di Indonesia mengharapkan adanya secercah harapan akan turunnya harga dasar barang pokok di pasaran sehingga kami tidak harus terus-menerus mengikat tali ikat pinggan kencang-kencang lagi. akan tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. harga malah semakin menanjak, kebutuhan meningkat, dan gaji kamipun masih tetap seperti adanya.
maka dari itu, tak salah bila kebanyakan masyarakat di Indonesia, termasuk kami lebih memilih untuk tetap gali lubang dan tutup lubang untuk dapat terus membiayai kehidupan kami.

belajar menahan amarah

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS.3:133-134).
"Di samping itu ibu-ibu, Allah juga memberi pahala kepada orang yang dapat menahan amarahnya lalu memaafkan mereka yang menyakitinya".

membaca ayat tersebut di atas sangat menyentil hati nurani. betapa tidak, saya adalah seorang yang sangat mudah marah dan emosi atas hal-hal apa saja, terutama kepada keluarga, suami dan teman. betapa mudahnya saya merasa tersinggung atas perkataan apa saja yang mencela diri dan pribadi saya.
ayat qur'an ini kembali menyadarkan saya bahwa marah hanyalah akan membawa keburukan. saya merasa sangat merasa berdosa terlebih lagi kepada suami tercinta yang selalu bersabar menghadapi segala kemarahan saya. sebagai seorang muslimah, saya merasa sangat berdosa kepada ALLAH SWT karena sesungguhnya IA akan tidak suka melihat hambanya menjadi emosi dan marah terhadap hal-hal yang sehiatusnya tidak dipermasalahkan.
ya...dengan ayat ini saya akan belajar untuk belajar menahan amarah. teruntuk suami tercinta...
maafkan ademu ini aaku tersayang. mungkin maaf ini telah ribuan kali kukatakan, namun pada kesempatan ini izinkan aku sekali lagi untuk meminta maaf dengan setulus hati jauh dari lubuk hatiku yang terdalam