Senin, 25 Mei 2009
Jangan Tertipu dengan Kesenangan Sesaat
Alkisah, sekelompok orang sedang melakukan perjalanan di padang pasir yang luas dan panas. Di tengah perjalanan, perbekalan yang mereka miliki habis. Di perkampungan tempat mereka berhenti terdapat kebun buah-buahan. Kepada si pemilik kebun salah seorang dari mereka meminta izin agar dibolehkan memetik buah-buahan yang ada di dalamnya.
Pemilik kebun bertanya, “Apakah kalian punya uang untuk membelinya?”
Ia menjawab, "Tidak ada satupun dari kami yang masih memiliki uang. Uang kami telah habis untuk membeli perbekalan sebelumnya. Tolonglah kami tuan, perjalanan kami masih jauh, perbekalan kami sudah habis, kami berharap tuan mau bermurah hati.”
Setelah melihat keadaan mereka, akhirnya pemilik kebun merasa kasihan. Ia berkata, "Baiklah, saya persilahkan kalian masuk kebun dan memetik apapun dan sebanyak apapun yang kalian inginkan, tapi dengan syarat, saya hanya beri kalian waktu 20 menit. Setelah 20 menit kalian harus keluar.”
“Baiklah tuan, terima kasih atas kebaikan hati tuan,” balas mereka.
Mereka yang berjumlah 20 orang itu memasuki kebun buah-buahan tersebut. Kebunnya begitu luas, indah dan bersih. Ada tempat duduk dinaungi oleh daun-daunan. Ada mata air yang mengalirkan air jernih, taman-taman indah dan penuh pesona serta segala keindahan yang menggoda pandangan mata.
Sebagian mereka melepas lelah dengan menikmati indahnya kebun, sebagian lagi tidur untuk melepas penat dibawah pohon, sebagian lain bersegera menuju tempat buah-buahan untuk memetiknya.
Mereka yang sedang memetik buah-buahan berkata kepada teman-teman mereka, “Wahai teman-teman, bukan saatnya kita bersantai, perjalanan kita masih sangat jauh, kita hanya diberi waktu 20 menit disini. Ayolah semuanya bergerak dan memetik buah-buahan sesuai yang dibutuhkannya!”
Sebagian mereka tersadar setelah mendengarkan seruan itu lalu dengan cepat memetik buah-buahan. Sebagian lagi masih asyik dalam santai dan main-main. Waktu terus berjalan, tak terasa sudah mendekati 20 menit. Mereka yang memetik buah-buahan sudah memenuhi kantong-kantong perbekalan. Sedangkan yang masih santai dan main-main belum memetik apa-apa. Sebagian lain tersadar baru 5 menit sebelum batas waktu, sehingga mereka hanya bisa mengumpulkan sedikit bekal.
Waktu telah sampai 20 menit. Mau tidak mau mereka harus keluar. Beruntunglah mereka yang telah mengumpulkan banyak bekal, dan merugilah mereka yang menghabiskan waktunya untuk santai dan main-main, sehingga mereka menjadi sengsara dalam perjalanan selanjutnya. Mereka kehausan dan kelaparan ditengah padang pasir yang luas dan panas, sehingga sebagian mereka pun tewas.
Kehidupan yang kita jalani di dunia (lebih kurang) diumpamakan dengan kisah sekelompok orang yang sedang melakukan perjalanan di padang pasir seperti dalam cerita diatas.
Sesungguhnya keberadaan kita di dunia hanyalah sesaat. Kehadiran kita di dunia pada hakikatnya punya tujuan yang mulia, yaitu mengenal dan mengabdi sepenuhnya pada Allah SWT. Hanya saja sangat disayangkan, banyak manusia yang lupa, lalai, terlena dan bahkan mengabaikan tujuan ini, sehingga mereka sibuk dengan dunia, lupa pada akhirat. Lupa bahwa suatu saat mereka akan keluar dan meninggalkan dunia ini.
Kematian akan datang tiba-tiba dan memisahkan mereka dengan segala kesenangan yang ada. Yang ketika itu tidak berguna lagi harta yang banyak, anak-anak yang menawan, istri yang cantik, jabatan tinggi, popularitas, dan lain sebagainya, kecuali yang digunakan pada jalan Allah dan datang pada Allah dengan hati yang salim, amal yang berlimpah, dan iman yang tidak tercampur dengan syirik.
Mereka yang mengetahui dan sadar akan tujuan ini, tidak akan terlena dengan kesenangan yang sesat dan kesenangan yang menipu. Mereka selalu menyibukkan diri dengan beramal untuk bekal di akhirat yang kekal. Mereka rela meninggalkan kesanangan yang sesaat agar dapat meraih kenikmatan yang abadi. Mereka bukanlah tipe orang yang pemalas, suka santai, bersenang-senang, berangan-angan, lalai, budak nafsu dan pengikut setan.
Siang dan malam yang mereka lalui selalu diisi dengan amal kebaikan. Setiap saat waktu yang mereka miliki bernilai kebaikan dan pahala.
Allah SWT, Pencipta kehidupan dunia ini telah menjelaskan dalam al-Quran tentang hakikat kehidupan dunia,
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan diantara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanya kesenangan yang menipu." (QS Al-Hadid[57] : 20)
Dalam ayat lain Allah berfirman,
"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah ada tempat kembali yang baik ( sorga )." (QS Ali-Imran[3] : 14)
Juga pada ayat lain,
"Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS Al-Ankabut[29] : 64)
Dari Anas ra. bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Ya Allah tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat." (HR Muttafaq `Alaih)
Dan juga dari Almustawrid bin Syidad Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah kehidupan dunia dibanding akhirat seperti seseorang memasukkan satu jarinya ke dalam samudra yang luas, maka lihatlah apa yang tersisa (setelah dia mengangkat jarinya itu)." (HR Muslim)
Sabda beliau juga, "Dunia itu adalah penjara orang mukmin dan surga orang kafir." (HR Muslim)
Dan sabda beliau kepada Ibnu Umar, "Hiduplah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melewati sebuah jalan. " (HR Bukhari)
Sungguh sangat banyak ayat-ayat al-Quran dan hadist-hadits Rasulullah SAW yang menerangkan hakikat kehidupan dunia dan bahwasanya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, yang disana ada kenikmatan yang kekal dan kesengsaraan yang abadi.
Waktu yang kita miliki di dunia hanya sesaat. Maka jadikanlah ia selalu dalam ketaatan. Mari kita berbekal untuk perjalanan yang lebih panjang lagi. Karena, dalam perjalanan setelah kehidupan dunia nanti setiap orang akan bertanggung jawab untuk keselamatan dirinya. Bagi yang banyak membawa bekal amal soleh ia akan selamat, adapun mereka yang tidak ada bekal maka ia akan sengsara.
Wallahu al-musta`an wa a`lam
Semoga bisa menjadi renungan kita bersama.
Kamis, 23 April 2009
Friendship
the only friend that holds me now is only my husband. he is the most patient friend that I'ver ever had. I don't know what will happen to my life if he weren't there taking after me whenever he can.
so..for you somewhere out there... please take a good after of your friends whenever you can. don't be such a fool of loosing true friends right in front of your nose.
Selasa, 03 Maret 2009
Fadhilah Surat Waqiah
Diantara fadhilah-fadhilah membaca surat Al-Waqi’ah adalah:
1. Jika dibaca setiap malam sebagai wirid, maka tidak akan tertimpa kepapaan.
Rasulullah bersabda :
Man qara’a suratal-Waqi’ati kulla lailatil lam tusibhu faqah, wa suratul-Waqi’ati suratul-gina faqra’uha wa ’allimuha aulada-kum.
Artinya:
“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah tiap malam, maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan. Dan surat Al-Waqi’ah adalah surat kaya, maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anak kamu.”
2. Berkata Masruq: “Siapa ingin mengetahui cerita orang-orang terdahulu dan orang-orang terkemudian, serta cerita ahli surga dan ahli neraka, penduduk dunia dan akhirat, maka bacalah surat Al-Waqi’ah”. (Tafsir Jamal, Juz IV halaman 269)
3. Imam Ja’far ra. berkata: “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah pada waktu pagi ketika keluar dari rumahnya untuk bekerja, atau untuk mencari kebutuhan. Maka Allah Ta’ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya. Dan barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah pada waktu pagi dan sore, maka ia tidak akan kelaparan atau kehausan, dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnah, sedangkan fitnahannya kembali pada orang itu”. (Khazinatul Asrar Kubra, hal. 360)
4. Disebutkan dalam Khawashul Qur’an, siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebanyak 41 kali dalam satu majlis, maka didatangkan hajatnya, terutama urusan rezeki. Dan barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah sesudah sholat Asar sebanyak 14 kali dalam satu majlis, maka didatangkan hajatnya, terutama urusan rezeki. Aturan tersebut adalah mujarab. Jika menginginkan datangnya rezeki dari Allah dengan tak terkira-kira datangnya, maka bbacalah surat Al-Waqi’ah selama 40 hari berturut-turut jangan terputus, dan setiap harinya dibaca 40 kali.
5. Dengan mewiridkan surat Al-Waqi’ah sebagai bacaan rutin setiap hari dan malam, maka Allah menjauhkan kefakiran selamanya. Sa’d Al Mufti mengatakan, bahwa hadist ini shahih.
Rasulullah bersabda:
Man qara’a suratal-Waqi’ati lam yaftaqir abada.
Artinya:
“Barangsiapa (membiasakan) membaca surat Al-Waqi’ah, maka ia tidak akan kefakiran selamanya.”
Diposkan oleh admin jam 1/27/2009 04:57:00 AM
Kategori: Fadhilah Amal
Shalawat Nariyah
Shalawat Nariyah
Allohumma sholli 'sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman 'ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa 'ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi'adadi kulli ma'lumin laka
Artinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
Doa Sholat Hajat
DOA SHOLAT HAJAT
LAA ILAHA ILLALLOHUL HALIIMUL KARIIMU SUBHAANALLOHI ROBBIL ‘ARSYIL ‘AZHIIM. ALHAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN. AS `ALUKA MUUJIBAARI ROHMATIKA WA ‘AZAAIMA MAGHFIROTIKA WAL GHONIIMATA MING KULLI BIRRI WASSALAAMATA MING KULLI ITSMIN. LAA TADA’ LII DZAMBAN ILLA GHOFARTAHU WALAA HAMMAN ILLAA FAROJTAHU WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDHON ILLA QODHOITAHAA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN
Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
Rabu, 18 Februari 2009
Makna Hidup
Bila impian remaja telah berganti menjadi kenyataan pahit...
Bila bukit-bukit harapan digoncang gempa cobaan...
Segenap sekeluarga ingin melihat ananda teguh disamping suami...
Istri atau suami akan tetap tersenyum walaupun langit makin mendung...
Pada saat seperti itu, tidak ada yang paling menyejukkan suami selain melihat pemandangan yang mengharukan...
Ia bangun di malam hari didapatinya ananda tidak disampingnya...
Kemudian, ia dengar suara wanita bersujud, suaranya gemetar, ia sedang memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya...
Pada saat seperti itu, suami ananda akan menegakkan tangan ke langit, bersamaan dengan tetesan air matanya...
Ia berdoa : Ya Allah kurniakan kepada kami istri dan keturunan yang menenteramkan hati kami dan jadikanlah kami penghulu orang-orang takwa
Rabu, 11 Februari 2009
Life is heavy
Selasa, 10 Februari 2009
Cinta Lelaki Biasa
Thanks for everthing.......
to be honest...you are my greatest!!
Cinta Laki-laki Biasa Karya Asma Nadia dari kumpulan cerpen Cinta Laki-laki Biasa
..............
MENJELANG hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa diamau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hariyang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak,tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya."Kenapa?" tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-harisidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikanlampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yangbarangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka.Semua menunggu. Tapi ta k ada apapun yang keluar dari sana . Ia hanya menariknafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil danspesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian dikampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yangpertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafliuntuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karenasemua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yangsudah berkeluarga membawa serta buntut mereka."Kamu pasti bercanda!"Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua,disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papadan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Naniabercanda.Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yangbalita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!"Nania serius!" tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Raflimemang melamarnya."Tidak ada yang lucu," suara Papa tegas, "Papa hanya tidak mengira Rafliberani melamar anak Papa yang paling cantik!"Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertandabaik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah ituberpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuhseleidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknyapesakitan."Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan ?" Mama mengambil inisiatifbicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, "maksud Mama siapasaja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?"Nania terkesima."Kenapa?"Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana,sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara bacapuisi seprovinsi. Suaramu bagus!Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmuyang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-lakimanapun yang kamu mau!Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa,kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraianmereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan."Nania Cuma mau Rafli," sahutnya pendek dengan airmata mengambang dikelopak.Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangattidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah."Tapi kenapa?"Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikanbiasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangatbiasa.Bergantian tiga saudara tua Nania mencob a membuka matanya."Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!"Cukup!Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadiparameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di manatawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihatpencapaiannya hari ini?Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkalikarena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu takpunya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'.Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Naniamenapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Disampingnya Nania bahagia.Mereka akhirnya menikah.***Setahun pernikahan.Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik dibelakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania<>masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak dimata mereka.Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hinggaNania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau caradia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangatbahagia."Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania."Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat takpercaya."Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!""Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar!""Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!"Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali inidilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.Tapi Rafli juga ti dak jelek, Kak!Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan ?Rafli juga pintar!Tidak sepintarmu, Nania.Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adikmereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma."Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkantidak perlu lelaki untuk menghidupimu."Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudahmenikah dan sebentar lagi punya anak.Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. PadahalNania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satuperempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah merekamemiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih daricukup untuk hidup senang."Tak apa," kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalumemforsir diri."Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang."Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlukhawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanyamaksud baik."Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya?"Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itusesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Naniacerah.Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, denganpendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amatsangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania.Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakingemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania b esar, anak-anak pintardan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan ituberada di puncak!Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas danbergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dankiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.Cantik ya? dan kaya!Tak imbang!Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Naniabelajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaanbahagia yang kian membukit dari hari ke hari.Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak.Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktuitu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.***Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggudari waktunya."Plasenta kam u sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segeradikeluarkan!"Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalamrahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itumerasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalamhitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanyawaktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, danmenunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak sertaorangtua Nania belum satu pun yang datang.Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obatpertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit danmelilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapipembukaan berjalan lambat sekali."Baru pembukaan satu.""Belum ada perubahan, Bu.""Sudah bertambah sedikit," kata seorang suster empat jam kemudianmenyemaikan harapan."Sekarang pembukaan satu lebih sedikit."Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksamemiliki sense of humor yang tinggi.Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah,didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulukelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset."Masih pembukaan dua, Pak!"Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yangsudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah.Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya."Bang?"Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan duakehidupan."Dokter?""Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar."Mungkin?Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?Bagaimana jik a terlambat?Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karenaRafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi.Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekatditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilandokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahuyang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir,telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, danlangkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkandiri.Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibirlelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat."Pendarahan hebat."Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.Ada varises di mulu t rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah!Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenungbeberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnyadan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.***Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik darikediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan jugaanak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itusungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampaiempat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania dirumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil.Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Naniadengan Rafli.Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumahsakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaantempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasiRafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Qurankecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadangperawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka,melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercandamesra.Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya."Nania, bangun, Cinta?"Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dankening istrinya yang cantik.Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikiruntuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit,mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelakiitu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanyadengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil takbosan-bosannya berbisik,"Nania, bangun, Cinta?"Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. AsalkanNania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahayadi mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumbersemangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya.Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama takbercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.Ia ingin mel ihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerakbibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yangcantik. Nania sudah tidur terlalu lama.Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penatRafli adalah yang pertama ditangkap matanya.Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania danmendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmatayang meleleh.Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahunterakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak kesekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itucepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senjadatang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuhcinta.Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkanwajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Naniaselalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu.Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalumeyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuanpaling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran,nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, sepertijuga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitubertahun-tahun.Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang disekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yangberkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyumhangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya dijalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puashanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semuaberbisik-bisik."Baik banget suaminya!""Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!""Nania beruntung!""Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.""Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminyamemandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!"Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi,merasa tak berani, merasa?Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang dilu ar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalubegitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayahmereka. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anakyang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebihdari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meskikecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdirdari tangannya.Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasayang tak pernah berubah, untuk Nania.Diketik ulang oleh Juli Prasetio Utomo, 28 Juni 2005, dengan pembenahanbeberapa ejaan dan tanda baca.
Minggu, 08 Februari 2009
Faith and Destiny....How we cope with it
or at least does anyone in this Earth face the same heaviest problem in his/her everyday life? to answer the question, firstly you have to know what kind of person I am
to tell you the truth, I am a kind of person who always consider things deeply
I always think as if I am the only person who often figth hardly in order to get things throughly
well....to be honest all of my thought and attitudes about those are finally considered false
today, I was given tips of how becoming a happy woman.
among those tips given, I was informed that as Human we should never feel that it is only we who always suffer of the so many problems appear. we cannot just think that other people is happier that us. we should not allow our mind thinking that the burden that we have to hold is so heavy that nobody can carry. we have to realize no people in this Earth live happily ever after even when all of dreams have come true, there is still matters need to be fixed.
everyone has their own matters, whether it is hard or not, it depends on how we hold it. it will be hard, if we think it is hard, whereas, it will simple, if we consider it simple.
our Faith and destiny depends on how we cope with it. we cannot just judge something directly without acknowledging it in the first hand.
by slowly studying subjects that come firstly in hand, we can give ourself to adapt it and take it for granted for the rest of our life. therefore, our life will be so easly to catch up.
Senin, 02 Februari 2009
Makan-makan....
TABLE MANNER BARAT
Mestinya yang dimaksud ‘table manner’ di situ pastilah yg ala barat punya, yang menyediakan jejeran sendok garpu & pisau aneka ukuran dan aneka fungsi. Repot memang, kalau kita satu saat diberkahi diundang oleh penggede barat ala dubes, atau bahkan presiden AS atau ratu Inggris, ya siapa tahu toh nasib kita kelak? Bisa sajah anda suatu saat besanan ama pangeran Charles yang tetep ajah pangeran tuh walau sudah tuwek (pan kalau di buku, namanya pangeran ya kudu muda, ganteng, gagah, naek kuda putih, hehehe……), lha kalo anak-anak anda satu sekolah ama anak-anak beliau pan bisa aja kesempatan itu datang, jeh! Who knows?
ORA ILOK, PAMALI
Oke,sebab tadi pagi mbak Dewi Fatma, pembawa acara Jelajah di Trans TV, meliput cara pembuatan abon kelinci di Batu (?) deket Malang sono. Saya lihat mbak Dewi mencicipi abon yang sudah jadi dengan menggunakan garpu,langsung masuk mulut, garpunya kemudian dipakai lagi untuk menjumput abon lagi. Saya jadi pingin cerita dikit ttg ‘table manner’ ini.
Sepenurut ‘table manner’ kita, mestinya mbak Dewi jangan menggunakan garpu yang sudah masuk mulutnya untuk mengambil makanan yang disajikan. Ora ilok, kata wong Jowo sih, pamali kata wong Sunda. Mengapa? Karena begitulah ‘table manner’ yang diajarkan orangtua kita dulu toh.
LAIN PADANG LAIN BELALANG
Tapi, kalau anda dijamu tuan rumah ketika berkunjung ke beberapa kawasan Asia: Bangkok, Hongkong, Singapura, dan Taiwan,dan China, kayaknya hal itu (menyendok sayur saji dengan sendok yang sama yang kita masuk mulut) bukanlah menjadi soal. Apalagi, kultur orang Tionghoa pan pakenya sumpit. Tidak ada sendok sayur disediakan di meja. Jadi mereka sih nyomot lauk langsung aja pake sumpit. Sekarang mereka terpengaruh kultur barat, makenya sendok garpu, ya tetep ajah nyendok langsung ke piring di tengah pake itu sendok yang sudah masuk ke mulutnya, sebagai ganti sumpit!
TABLE MANNER ALA INDONESIA (ASLI!)
Kembali ke ‘table manner’, sebenernya kita punya ‘manner’ yang asli kultur kita, yaitu pake…… tangan telanjang! Coba ajah, makan nasi Padang, ya lebih sedepnya kudu pake tangan ajah, jangan pake sendok garpu. Nasi uduk? Gudeg? Nasi Ulam? Nasi Bogana? Ayam Goreng? Pokoke, kalau ‘ndak ada kuahnya, ya tanganlah yang jadi ’sendok’nya. Sedeeep!
Gule kepala ikan? Wooo, jangan coba-coba pake sendok dan garpu tuh,bisa diomeli ama waiter resto-nya lho! Lha iya, ntar kalau rasanya itu gule jadi kurang sedep, sebab andamakannya pake sendok garpu, anda jadi menyalahkan mereka.
Bahkan, kalau anda memang bener-bener penikmat hidangan masakan Padang sejati, yang tulen, profesional, kabarnya anda dituntut untuk hanya boleh mengotori atu tangan tok! Artinya, kalau anda tidaklah kidal,ya hanya tangan kanan yang boleh anda gunakan untuk mencubit rendang, panggang ayam, gule ikan dan nasi dengan tangan kanan doang, atau kalau anda kidal, ya tangan kiri doang. Juri, kalau anda ikut kontes ‘table manner’ ala Padang, akan menilai anda dengan melihat tangan anda.Kalau dua-duanya dah tercemar oleh kuah atau nasi barang sebutirpun, pastilah fail, jeh!
TABLE MANNER IKAN
Kalau anda makan ikan, biasanya tulang belulangnya, atau apapun yang tidak kita maui,disisihkan dan diletakkan di pinggiran piring kita.Itu sudah jadi ‘manner’ standar ya. Tapi, ada saudara kita di daerah lain, yang ‘manner’nya mengijinkan untuk menyisihkan dan melatakkannya di atas meja dekat piringnya. Jadi, buat mereka is oke, sementara kita bisa saja merasa koq ya ora ilok, kurang oke punya.
TETEP ADA KEKECUALIAN, JEH!
Walau ada ‘table manner’, kayaknya orang bule juga masih suka pake tangan telanjang untuk makan. Lha, bule itu pan manusia juga! Kalau motor juga manusia, apalagi bule! Jadi, kayaknya anda akan nampak berlebihanlah kalau makan ayam goreng KFC minta sendok-garpu dan pisau, begitu juga kalau makan roti roll yang disajikan bareng steak, atau….. pizza! Karena ayam goreng KFC (juga fastfood lain), burger, roti roll di steak dan pizza, kayaknya sih boleh dan mungkin saja manner-nya ya pake tangan langsung ajah! Kecuali, hehehe… kalau sendok-garpu dan pisau itu anda minta bukan untuk dipakai makan hidangan tsb., melainkan untuk……. dibawa pulang sebagai souvenir. Hehehe…..
Hehehe… table manner sepertinya adaptasi dari Barat ya? karena kebanyakan daerah di Indonesia baru mengenal “meja makan” begitu ada barat yang masuk. Karena orang kita biasanya makan lesehan. Makanan memang disediakan di meja, tp makannya, tetep duduk “ngedeprok” di mana saja. Hahaha…
Eh, tapi Manner untuk daerah Betawi lebih khas lagi.
Setiap ada kendurian atau hajatan yang melibatkan banyak orang dan biasanya diadakan di mesjid atau aula, orang betawi sering kali “membagi” makanan untuk 4-5 orang dalam satu nampan. Jadi, misalnya ada “maulud” yang mengundang banyak orang, nasi putih/uduk/ulam/kembuli di letakkan di nampan, trus lauk pauknya ada di tengahnya atau di pinggir2 nampan. Nah, kalau mau makan, kita makan barengan dari nampan itu (no sendok-garpu). Duduk-ngumpul.
Aturannya :
- Jangan ngambil lauk orang lain trus kalau ngga suka sama satu lauk tertentu, jgn dipegang trus dilempar ke sebelah. Bilang aja sambil nunjuk lauknya “saya ngga suka nih” atau “ente mau ngga yang ini” trus yang doyan silahkan mengambil dengan tangannya sendiri.
- Gak boleh ngasih kuah atau sambal ke sekeliling nampan. Kalau suka, kuahi saja bagian kita.
- Harus habis, mubazir lhooo!
- Ngobrol boleh, tp gak boleh becanda. Duduk dempet2an begitu khan ngga lucu kalau ada nasi terlempar ke wajah temen atau nampan karena kita ketawa.
Ada satu cerita yang entah saya lupa dari mana, konon kabarnya H. Agus Salim pernah makan dengan orang Belanda di Belanda. Pada saat makan itu, Pak Haji mencuci tangannya dengan air di dalam mangkuk yang sudah dia minta sebelumnya dan dia memulai makan dengan tangannya tanpa sendok dan garpu. Si Belanda kaget dan bertanya, “Kenapa kamu ngga pakai itu sendok garpu, je jorok sekali.”
Pak Haji dengan tenangnya menjawab, “Tuhan menciptakan tangan ini untuk dipakai saya seorang, sedangkan sendok-garpu Tuan diciptakan untuk dipakai banyak orang…”
Hehehe…. jadi makan dengan tangan is still the best!!
Pernikahan
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya. (QS ar-Rum [30]: 21).
Maafkan suamimu telah banyak berbuat salah dan khilaf...
Minggu, 01 Februari 2009
Mutiara Sakinah
Bergunung manapun harta bukanlah kaya namanya jika miskin budi bahasa
Melangit manaoun ilmu bukanlah namanya bijaksana jika tak diamal diguna
Segagah manapun diri bukanlah namanya pahlawan jika nafsu tak dapat dilawan
Sealim manapun wara' bukanlah namanya ulama jika takabur dan riya
Secantik manapun ruma nan ayu bukanlah namanya Ratu jika buruk tingkah laku
Setinggi manapun derajatnya bukanlah namanya mulia jika tiada iman di dada
Pengalaman ialah gelar yang diberikan oleh orang terhadap kesalahan dan kekhilafan yang telah mereka lakukan
Jika kita melakukan sesuatu dengan keikhlasanan, niscaya ganjaran yang kita terima jiga sebanding dengan apa yang kita usahakan
Adalah lebih baik untuk mengetahui kelemahan dan kegagalan sendiri daripada menuding kesalahan kepada pihak lain
Kamis, 29 Januari 2009
Selasa, 27 Januari 2009
deep down inside
well, if not, it's time for you to bear up your mind and turn the attention to inside urself.
first thing to wake u up is that u must realize that as human deep down inside we have lots of guts and ways, and tricks in order to survive from no matter problems whether it is difficult or not that show up in a sudden. all of us must have known consciously that we cannot be fallen apart easly without paying many efforts. it's amazing knowing the fact that our brain, mind, body and soul will try and think as hard as they can in order to be stood still in the middle of harshness and worst things. you may have faced a very difficult and sharp naked problem that cannotbe born, and stood there and did nothing?! deep down inside our heart, body, soul and mind, we will react toward those matters. like it or not we will take and think in advanced toward the so many ways as hard as we can for coping the matters. so now...for those who feel that you aren't the special one, you are useless for doing everthing, don't just give up...wake up dears....the tim ehas come...go for it!!!, because no matter problems that may arise in front of u, only u urself who can possibly bear them. you are special...for everything.....
KESABARAN NABI AYUB
Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya.
Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: "Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya." Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.
Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta."
Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan."
Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: "Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya." Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.
Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: "Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah." Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu."
Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.
Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.
Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: "Sampai kapan Allah SWT menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?"
Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: "Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?" Perempuan itu berkata: "Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?" Nabi Ayub berkata: "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Istrinya menjawab: "Delapan tahun." Ayub berkata: "Berapa lama kita mendapat penderitaan?" Istrinya menjawab: "Tujuh tahun." Ayub berkata: "Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku."
Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT dengan berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84)
Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.
Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: "Dari mana engkau mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)
Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan."? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.
Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.
Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
Foto's
Winnie the Witch
Buku 32 halaman itu selesai didongengkan dalam sepuluh menit. Namun kesan yang tertinggal tak terukur oleh waktu. Winnie mengingatkan saya pada kita semua. Kita, yang seringkali bersikukuh untuk mengubah seseorang, memermaknya agar sempurna di mata kita, memaksanya agar muat dan tepat dalam ruang hidup kita, memangkas atau menambalnya agar bisa pas dengan kebutuhan kita, tanpa peduli bahwa apa yang kita perbuat sesungguhnya adalah siksaan bagi yang bersangkutan. Dalam penjara logika dan mental kita masing-masing, kita berpikir bahwa mengubah seseorang adalah solusi yang realistis dan humanis. Atas nama cinta dan apa pun, kita bahkan merasa bahwa kita sedang berbuat kebaikan.Namun Winnie Sang Penyihir mengingatkan kita bahwa ada satu hal penting yang sering terlupa: diri kita sendiri. Perubahan tak pernah terjadi oleh hal lain di luar kita, meski faktor eksternal bisa jadi pemicunya. Yang mampu menggerakkan perubahan sejati hanyalah kita sendiri. Seperti halnya Winnie yang luput membenahi rumahnya dan malah sibuk mengutak-atik Wilbur tanpa sadar kalau aneka sihirnya malah membuat Wilbur terdera karena menjadi sesuatu yang bukan dirinya, kita pun acap kali terlena dalam ekspektasi serta upaya untuk mengubah orang lain, dan malah lupa dengan pembenahan yang paling penting dan realistis yakni, sekali lagi, diri kita sendiri. Dan ini adalah masalah yang amat sering kita alami. Dari waktu ke waktu.Impian saya tertinggi adalah menulis buku anak-anak. Dan saya bahagia berhasil menemukan contoh yang luar biasa dari serial “Winnie The Witch”. Pesan yang begitu dalam dan bijaksana berhasil dikemas dengan indah dalam dongeng beralur sederhana dan gambar jenaka. Bukan cuma anak-anak. Kita yang dewasa pun dapat sejenak berkhayal menjadi Winnie, mengarahkan tongkat sihir ke diri kita, dan marilah kita utak-atik segala sesuatu yang perlu dibenahi, sebelum ada Wilbur lain yang terpaksa berubah jadi pelangi.
selain itu, cerita ini juga mengingatkan saya kepada sebuah pepatah yang pernah diberikan kepada teman saya mba tyas "jika kita sulit merubah lingkungan maka ubah kita atau cara pandang kita sehingga tetap positif dalam bersikap".
dalam pepatah dan cerita winnie ini saya kembali disadarkan pada kenyataan hidup bahwa kita sendirilah yang harus melakukan adaptasi dan perubahan agar dapat diterima dimanapun kita berada. kita tidak boleh menjadi manusia egois dan mementingkan diri sendiri untuk dapat diterima dalam lingkungan di sekitar kita.
marilah kita ubah cara pandang kita yang selama ini hanya cenderung mempersalahkan orang lain untuk dapat menerima kita, dengan cara kitalah yang harus berubah agar dapat beradaptasi dan diterima oleh masyarakat di sekeliling kita.
Gaji Orang Indonesia
cerita ini merupakan ironi yng terjadi pada diri hampir kebanyakan orang Indonesia, termasuk saya. bayangkan saja dengan hanya gaji yang tidak sampai 5.000.000 rupiah saya dan suami harus membayar cicilan rumah, dan barang lain yang jika ditotal hampir menyamai 500o.000. lantas bagaimana dengan biaya hidup harian? jangan ditanya. karena kami berdua pun bingung bagaimana sampai saat ini bisa membiayai segala kebutuhan pokok sehari-hari kami walaupun terkadang tutup lubang gali lubang.
seiring dengan turunnya harga BBM, kami dan tentunya seluruh masyarakat di Indonesia mengharapkan adanya secercah harapan akan turunnya harga dasar barang pokok di pasaran sehingga kami tidak harus terus-menerus mengikat tali ikat pinggan kencang-kencang lagi. akan tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. harga malah semakin menanjak, kebutuhan meningkat, dan gaji kamipun masih tetap seperti adanya.
maka dari itu, tak salah bila kebanyakan masyarakat di Indonesia, termasuk kami lebih memilih untuk tetap gali lubang dan tutup lubang untuk dapat terus membiayai kehidupan kami.
belajar menahan amarah
"Di samping itu ibu-ibu, Allah juga memberi pahala kepada orang yang dapat menahan amarahnya lalu memaafkan mereka yang menyakitinya".
membaca ayat tersebut di atas sangat menyentil hati nurani. betapa tidak, saya adalah seorang yang sangat mudah marah dan emosi atas hal-hal apa saja, terutama kepada keluarga, suami dan teman. betapa mudahnya saya merasa tersinggung atas perkataan apa saja yang mencela diri dan pribadi saya.
ayat qur'an ini kembali menyadarkan saya bahwa marah hanyalah akan membawa keburukan. saya merasa sangat merasa berdosa terlebih lagi kepada suami tercinta yang selalu bersabar menghadapi segala kemarahan saya. sebagai seorang muslimah, saya merasa sangat berdosa kepada ALLAH SWT karena sesungguhnya IA akan tidak suka melihat hambanya menjadi emosi dan marah terhadap hal-hal yang sehiatusnya tidak dipermasalahkan.
ya...dengan ayat ini saya akan belajar untuk belajar menahan amarah. teruntuk suami tercinta...
maafkan ademu ini aaku tersayang. mungkin maaf ini telah ribuan kali kukatakan, namun pada kesempatan ini izinkan aku sekali lagi untuk meminta maaf dengan setulus hati jauh dari lubuk hatiku yang terdalam